Jumat, 08 Juni 2012

perkembangan Islam masa modern


Perkembangan Islam pada Masa Modern

Ø Sekilas tentang Dunia Islam pada Masa Modern
1.      Perkembangan ajaran Islam pada masa modern
Pada masa sebelum dan sesudah masa pembaruan yaitu tahun 1800 M, umat Islam di berbagai Negara telah banyak yang menyimpang dari ajaran Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Hadits. Penyimpangan-penyimpangan tersebut antara lain:
a.       Ajaran Islam tetang ketauhidan telah bercampur dengan kemusyrikan. Hal ini dapat dilihat pada masyarakat yang menganggap makan menjadi keramat, kemudian mereka menyembah makam.
b.      Adanya kelompok Islam yang tidak mementingkan kehidupan dunia. Mereka mementingkan urusan akhirat. Mereka beranggapan bahwa di dunia hanya sebentar, sehingga tidak perlu memiliki harta benda yang banyak, ilmu pengetahuan yang bermanfaat, dan kedudukan yang tinggi.
Adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, mendorong lahirnya tokoh-tokoh pembaru yang berusaha mengembalikan orang-orang yang menyimpang agar kembali ke jalan yang benar. Yaitu Islam yang bersumber pada Al-Quran dan hadis. Adapun tokoh-tokoh pembaruan tersebut adalah:
a.       Muhammad bin Abdul Wahab
Lahir di Najed. (Arab Saudi) pada tahun 1115 H (1703) dan wafat di Daryah tahun 1201 H (1787 M). Beliau adalah ulama besar yang produktif karena buku-buku karangannya tentang islam mencapai puluhan buku. Di antara buku-bukunya ada yang berjudul “Kitab At Tauhid” yang isinya tentang pemberantasan syirik, kurafat, tahayul, dan bid’ah yang terdapat di kalangan umat islam dan mengajak umat Islam untuk kembali ke jalan yang benar. Para pengikut beliau disebut dengan “Al-Muwahhidun”yang artinya kelompok yang ingin mengesakan Allah swt. Semurni-murninya. Gerakan pemurnian ajaran ini disebut dengan gerakan “Wahabi”
b.      Rifa’ah Badawi Rafi’ At Tahtawi
Lahir di Tahta pada tahun 1801 M dan meninggal di Mesir. Pemikirannya yang berkaitan dengan Islam adalah beliau menyerukan agar umat Islam dalam hidup di dunia tidak semata-mata mementingkan kehidupan akhirat, akan tetapi juga harus memikirkan kehidupan dunia agar umat Islam tidak dijajah oleh bangsa lain.
c.       Jamaludin Al-Afgani Lahir di Asadabad tahun 1838 M dan wafat di Istanbul tahun 1897 M. Di antara pembarua pemikiran yang beliau munculkan adalah:
-        Agar kejayaan islam dapat diraih kembali dan mampu menghadapi dunia modern, umat Islam harus kembali memahami ajaran Islam dengan rasio dan kebebasan.
-        Beliau mengingankan agar kaum wanita juga dapat meraih kemajuan agar dapat mewujudkan masyarakat Islam yang dinamis dan maju.
-        Kepemimpinan otokrasi harus diubah menjadi demokrasi. Menurutnya, setiap warga Negara memiliki hak untuk mengeluarkan pendapat.
2.      Perkembangan Ilmu pengetahuan pada masa modern
Di antara tokoh-tokoh pembaruan dalam ilmu pengetahuan adalah:
a.       Muhammad Ali Pasya (Mesir 1765 M-1849 M), usahanya adalah mempunyai gagasan akan memajukan ilmu pengetahuan.
b.      Rifa’ah Badawi Rafi’ At Tahtawi ((1801 M-1873 M), usahanya adalah menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan Barat kedalam bahasa Arab. Selain itu, dalam rangka memberikan pembelajaran umum kepada masyarakat muslim, maka diterbitkan beberapa majalah ilmiah dan buku-buku baru tentang Ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
c.       Sultan Mahmud II (Turki 1785 M-1839 M), merupakan tokoh pembaruan di Negara tersebut. Berbagai lembaga dan sekolah-sekolah tinggi. Sekolah Tinggi Militer pertama didirikan pada tahun 1808, selanjutnya sekolah Maktebi Ma’arif (semacam Sekolah Tinggi Administrasi) yang mencetak tenaga-tenaga administrasi Negara, administrasi perkantoran, administrasi bisnis, dan lainnya. Selain itu ada pula sekolah Maktebi Ulumi Adabiyat untuk mencetak tenaga-tenaga terampil dibidang bahasa dan penerjemah serta Sekola Tinggi Kedokteran, dan Sekolah Tinggi Tekhnik.
3.      Perkembangan kebudayaan
Sebagai dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, tentunya aspek kebudayaan juga mengalami perubahan dan perkembangan yang cukup berarti. Sebagian dampak itu ada yang bersifat positif dan ada pula yangbersifat negative. Dampak positif misalnya dampak demokrasi yang menempatkan setiap orang memiliki hak dan kewajiban yang sama, budaya disiplin kembali ada, yang sebelumnya pudar dikalangan umat Islam, budaya persamaan hak antara laki-laki dan perempuana. Sedangkan dampak negatifnya adalah budaya pergaulan bebas, meminimum arak, berjudi, dan berfoya-foya yang sangat jauh dari ajaran Islam.
4.      Manfaat sejarah perkembangan Islam pada masa modern
Manfaat yang dapat diperoleh dari mempelajari sejarah perkembangan Islam pada masa moderna adalah dapat meneladani perilaku berpegang teguh pada agama Islam, mencintai ilmu pengetahuan, dan mencintai budaya luhur.

Ø Contoh Peristiwa dan Perkembangan Islam pada Masa Modern
1.      Peristiwa gerakan modernisasi ideology Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1813M)
Muhammad bin Abdul Wahab lahir di Uyaina, Najed, Saudi Arabia pada tahun 1703 M. ia seorang keturunan ulama terkemuka diwilayah itu. Muhammad bin Abdul Wahab memandang persoalan tauhid merupakan ajaran yang paling dasar dalam islam, sehingga apabila terjadi penyimpangan maka ia segera meluruskannya, ia berpendapat:
a.       Allah swt yang harus disembah, apabila ada yang menyembah selain Allah swt. Maka ia telah musyrik dan diibolehkan dibunuh.
b.      Kebanyakan orang Islam tidak menganut paham tauhid yang sebenarnya, karena meminta  pertolongan bukan kepada Allah swt.
c.       Menyebut nama nabi, syekh atau malaikat sebagai perantara dalam doa juga merupakan syirik.

Pemikiran-pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab yang menarik untuk diperhatikan antara lain:
a.       Hanya Al-Quran dan hadis yang merupakan sumber asli ajaran Islam. Pendapat ulama, wali, dan atau siapa pun tidak bisa dijadikan sumber ajaran Islam.
b.      Takhid kepada ulama dan wali tidak diperkenankan.
c.       Pintu Ijtihad tetap dibuka.
2.      Peristiwa gerakan modernisasi politik Islam Jamaludin Al-Afgani (1839-1897 M)
a.       Gerekan Pan Islamisme Al-Afgani
Menurut Al-Afgani salah satu sebab kemunduran umat Islam adalah karena tidak bersatu. Tali persaudaraan Islam telah terputus bukan hanya pada kalangan awam, akan tetapi juga pada kalangan ulama, kaum bangsawan, dan para penguasa Islam . untuk mengimplementasikan gagasan politiknya, Al-Afgani mengemasnya dengan gerakan Pan Islamisme Islam menurut Al-Afgani mengkehendaki pemerintahan yang demokratis, yang didalamnya terdapat kebebasan berpendapat dan kewajiban kepala Negara tunduk kepada undang-undang.
b.      Majalah politik Al Urwatul Wutsqa
Al-Afgani menerbitkan majalah Al Urwatul Wutsqa. Akan tetapi, karena kekhawatiran dunia Barat tentang pengaruh besar Al-Afgani dengan majalahnya itu, maka mereka melarang majalah tersebut masuk ke Negara-negara Islam yang menjadi jajahan mereka. Msekipun demikian, ia tidak putus asa dan tetap berjuang membela kepentingan umat Islam secara menyeluruh melalui organisasinya Al Urwatul Wutsqa. Sampai akhirnya majalah itu diterbitkan kembali oleh para pengikutnya di Paris sepeninggal Al-Afgani.

3.       Peristiwa modernisasi politik dan pemerintah Islam Muhammad Abduh (1849-1905M)
a.       Modernisasi politik
Muhammad Abduh membentuk strategi politik pergerakan yang membuahkan hasil. Ia diangkat menjadi hakim suatu Pengadilan Negeri. Pada tahun 1895 M ia diangkat sebagai anggota Majelis A’la dari Al-Azhar.
b.      Modernisasi pemerintahan
Muhammad Abduh menekankan pada persatuan umat Islam sebagai kunci kemajuan umat Islam, maka Abduh memandang pendidikan universal dan global sebagai khilafah tersebut hendaknya dimulai dari mencerdaskan umat Islam. Maka pendidikan merupaka hak asasi bagi setiap muslim.
4.       Peristiwa modernisasi pemikiran keagamaan Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935M)
a.       Modernisasi pemikiran Islam
Rasyid Ridha atas dukungan Muhammad Abduh segera menerbitkan majalah Al Manar.
Di dalam edisi pertama dinyatakan bahwa tujuan, visi, dan misi Al Manar sama dengan Al Urwatul Wutsqa, antara lain mengadakan pembaruan dibidang agama, social, ekonomi, memberantas tahayul dan bi’dah yang masuk ke dalam tubuh Islam, menghilangkan paham patalisme di kalangan umat Islam, meningkatkan mutu pendidikan, dan membela umat Islam dari kesewenang-wenangan bangsa Barat.
b.      Modernisasi tafsir Al-Quran
Muhammad Abduh memberikan kuliah tafsir selama enam tahun sampai ia meninggal tahun 1905 M dan semua catatan kuliahnya itu dirangkum oleh Rasyid Ridha untuk kemudian dimuat dalam majalah Al Manar. Muhammad Abduh sempat memberikan tafsiran sampai dengan ayat 125 surat An Nisa’ (jilid III Tafsir Al Manar), dan selanjutnya adalah tafsiran Muhammad Rasyid Ridha.


5.      Peristiwa modernisasi politik kenegaraan Mustafa Kemal Attaruk
a.       Modernisasi politik pemerintah
Pada tahun 1907 M Mustafa Kemal menjadi Staf Umum di Salonika. Akan tetapi, pada tahun 1908 M setelah terjadi revolusi Turki oleh aktivis organisasi Persatuan dan Kemajuan, ia berniat masuk ke dalam organisasi itu dengan tujuan agar dapat melakukan pembaruan Turki
b.       Modernisasi dan sekularisasi agama
Mustafa kemal melakukan sekularisasi dalam hal pemerintahan, pernikahan, dan pendidikan.
c.        Reaksi ulama atas ide sekularisasi
Para ulama dan mayoritas umat Islam tidak terima dengan penghapusan khilafah dan sultan. Oleh sebab itu, mereka melakukan gerakan bawah tanah yang bertujuan tetap mempertahankan Islam dan nilai-nilai luhurnya di bumi Turki.
6.       Peristiwa modernisasi pemikiran Islam Muhammad Iqbal (1876-1938)
Menurut Muhammad Iqbal pusat kehidupan manusia adalah pribadi. Artinya ketika kehidupan itu ditampilkan pada diri manusia, maka ia disebut sebagai pribadi. Iqbal juga menjelaskan untuk mendapatkan kesempurnaan diri, ada tiga fase yang harus ditempuh, yaitu ketaatan terhadap hukum Ilahi, penguasaan diri, dan perwakilan Ilahi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar